Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 26 Januari 2012

Nafas Hidup Ku

Tanpa jalan ku kayuh sepeda usangku tertiup angin lepas naluri kebebasan menuntunku menuju sekolah yang biasa aku lakukan di pagi hari mengantarkan adik kecilku nuni kecil aku memanggilnya dengan berbekal sekantong plastik berisi koran-koran pagi ku pandangi tulisan-tulisan aneh yang membuatku terbayang kata-kata adikku sebelum aku berangkat tadi seakan mengiris hatiku saat adikku bertanya “kakak ini bacanya apa” sembari menunjukkan hasil buah karya tangan mungilnya berupa tulisan aneh ditulis di kertas lusuh dari bekas bungkusan gorengan dagangan ibu,betapa anehnya tulisan ini aku pandangi saja sembari berkata oh iya kamu pintar sekali tanpa tau apa yang di tulisnya tentu aneh saja bagi seorang yang tak pernah mengenyam bangku sekolah sepertiku ini sembari menawarkan daganganku di lampu merah melihat sekelompok anak muda yang saling urak- urakan namun mereka terlihat gembira sekali andai aku seperti mereka sungguh bahagia tapi aku terus bersyukur Allah masih memberiku nafas yang ku hirup sekarang hal itu kekayaan atau apalah bukan urusanku urusanku adalah melawan perut yang kosong ini sembari terus melangkah menawarkan dagangan yang baru sedikit berkurang alhamdulillah walaupun dagangan hari ini Cuma laku sedikit tapi bisa untuk mengganjal perut kami“Andai saja ayah masih ada”batinku lirih berkata mengingat mendiang ayahku yang sudah dua tahun meninggalkan kami untuk selamanya akibat penyakit yang tak kunjung sembuh tapi masa lalu ya masa lalu apalah daya seorang buta huruf dan miskin ini ketika roda hidup tlah berputar maka manusia tak akan bisa menghentikannya hari ini aku di bawah namun suatu saat pasti aku akan ada saatnya di atas sambil ku kayuh sepedaku kembali pulang oh...terimakasih ya Allah engkau telah melimpahkan rezeki untuk kami pada hari ini saat malam yang indah di dekat kebunku ku pandangi indahnya kebun di taman bunga ku ingat tuhan maha adil di saat melihat bunga itu aku jadi iri betapa indah ciptaanmu ya Allah berbeda dengan tempat tinggalku saat ini lalu ku lihat lagi semut- semut yang berjalan di ranting bunga terlindungi oleh daun-daunnya oh...sungguh mulia engkau ya Allah kini aku tahu...sembari menangis air mataku menetes bersama air hujan yang ikut membasahi tubuhku aku bahagia Allah masih menciptakan ibu dan adikku untuk menemaniku disini hartaku yang paling berharga yang pernah ku miliki.

Share on Facebook

0 komentar:

Posting Komentar